Kisah Tokopedia, Dulu Diremehkan Sekarang Menjadi Unicorn

Image Description

Rizky Prayogo

1 tahun yang lalu Kabar UMKM
Share:
Image Description

Terjun di dunia bisnis dengan impian besar dan mempunyai perusahaan sendiri memang tidaklah mudah. Banyak orang yang ingin menjadi seorang entrepreneur alias pebisnis sukses. Termasuk mungkin kamu para SocioZen. Tapi tak jarang pula impian tersebut hanyalah obsesi tanpa didukung action yang kuat. Alhasil, banyak yang berkata berbisnis itu harus siap jatuh bangun dan bahkan gagal.

Kali ini Gogo akan mengajak kamu untuk tahu kisah di balik Tokopedia. Salah satu raksasa e-commerce Indonesia yang dulunya dipandang remeh. Idenya yang memanfaatkan internet untuk berbisnis saat dahulu dibilang tidak mungkin dan terlalu berkhayal tinggi dengan impian seperti silicon valley di Amerika. Namun sekarang berbeda, Tokopedia pun masuk dalam jajaran satu start up yang terbaik di Indonesia.

Bagaimana kisahnya ya? Yuk mari kita simak bersama-sama.

Berawal dari Warnet yang Menjadi Inspirasi

Sumber: Instagram @liamtanu

Tokopedia didirikan oleh William Tanuwijaya yang sekarang juga menjadi CEO Tokopedia. Bagaimana William menciptakan Tokopedia? Tokopedia sangat berhubungan dengan kisah William di saat mahasiswa. 

William adalah mahasiswa perantauan dari Sumatera Utara yang merantau ke Jakarta. William yang juga menjadi mahasiswa Teknik Informatika sudah tidak asing dengan dunia internet alias teknologi. Namun malang saat masih menjadi mahasiswa, Ayahnya yang sakit mengharuskannya bekerja sambilan untuk membiayai kuliah.

William pun menjadi penjaga warnet selama 12 jam, dari jam 9 malam hingga 9 pagi. Dan sambil mengikuti kuliah di siang hari. Meskipun menjaga warnet, justru William mendapatkan kesempatan untuk mengakses internet dengan puas, yang notabene nya saat itu biaya akses internet mahal. 

Dilansir dari Detik.com William mengatakan jatuh cintanya dengan internet, 

"Saya coba melamar jadi operator warnet untuk jam 9 malam sampai 9 pagi. Di sana saya bisa menikmati internet gratis saat internet masih mahal. Saya mulai jatuh cinta kepada internet, internet buat saya perpustakaan tanpa ujung," jelas dia.

William pun mempunyai ide untuk mendirikan Tokopedia di saat tahun 2007. Inspirasi Tokopedia pun tak jauh dari masalah yang dekat dengannya. Seperti sulitnya mendapatkan buku di kampung halamannya yang dibilang belum maju. Fakta tidak ada Gramedia di tempatnya, ia pun harus pergi ke Medan dengan perjalanan tiga jam. William berpendapat masalah yang ingin ia atasi di Indonesia salah satunya adalah akses membeli barang, makin kecil tempat yang ditinggali makin mahal pula harga barangnya.

Diremehkan Investor

Sumber: Unsplash.com

Namun tak seindah kejayaan sekarang, saat itu Tokopedia tidak mendapatkan respon yang baik dari para investor. Mulai dari ide bisnis yang tidak menjamin, mimpi yang terlalu tinggi, diusir investor asing karena Bahasa Inggris yang kurang. Lalu, riwayat bisnis di Indonesia yang belum ada kisah suksesnya yang mendirikan e-commerce, semakin sulit untuk mendapatkan kepercayaan dari para investor. Namun William tidak pantang menyerah mencari investor karena untuk membuat bisnis tersebut, Tokopedia memang membutuhkan dana yang tidak sedikit. 

Ditolak Para Pelamar

Sumber: Unsplash.com

Perusahaan menolak pelamar itu sudah biasa. Lain halnya dengan Tokopedia yang ditolak para pelamar. Tokopedia pernah mengikuti sebuah Job Expo untuk merekrut para calon pekerja. Namun dua hari selama acara, tak ada satu pun yang mendaftar. Sementara di both selain Tokopedia banyak antrean panjang yang menjadi pemandangan. 

Butuh Waktu Dua Tahun Mendapatkan Investor

Sumber: Unsplash.com

William pun belajar dari Facebook dan Google yang mendapat bantuan dana dari Ventura yang memberikan funding, William pun mendatangi bosnya yang menjadi titik cerah Tokopedia. Karena bosnya lah orang berduit yang ia kenal. 

William pun menceritakan tentang ide bisnis Tokopedia, yang ingin menyatukan antara penjual dan pembeli di mana pun berada dalam ide pasar online nya dalam sebuah situs jual beli yang akan memberikan keamanan dan memecahkan masalah marketplace di Indonesia. Dari bosnya ia pun bertemu banyak teman dan kenalan dari bosnya. 

Hingga akhirnya selama dua tahun, William pun berhasil mendapatkan investasi dana pada tanggal 6 Februari 2009. William pun mengajak temannya Leontinus Alpha Edison. Kurang lebih selama 6 bulan waktu untuk mengembangkan Tokopedia, hingga di saat tahun 2009 tersebut dan tepat pada Hari Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 2009 Tokopedia pun resmi dirilis ke publik.

Tahun Pertama yang Mendapatkan Penghargaan

Sumber: Tokopedia.com

Di tahun pertamanya, Tokopedia berkembang baik dengan penjual dan pembeli yang cukup bagus. Bahkan mendapatkan penghargaan dari Bubu Awards sebagai start up e-commerce terbaik di Indonesia.

Titik Balik Kesuksesan Tokopedia

Sumber: Instagram @liamtanu

Tokopedia berkembang dengan sangat baik dari tahun ke tahun. Berbagai investor pun mulai tertarik untuk memberikan dana seperti East Ventures di tahun 2010, CyberAgent Venture pada tahun 2011, Beenos di tahun 2012.

Titik balik kesuksesan Tokopedia adalah ketika perusahaan investasi dunia Softbank yang pada saat tahun 2013 mengundang William untuk datang ke kantor pusatnya di Jepang bertemu dengan Masayoshi Son. William diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hanya dengan waktu lima menit.

Tokopedia pun berhasil meraih dana investasi di tahun 2014 sebesar USD 100 juta atau setara dengan Rp 1,2 triliun dari Softbank dan Sequoia untuk menjadikan Tokopedia sebagai marketplace berkelas internasional.

Menjadi Perusahaan Unicorn

Sumber: Instagram @liamtanu

Pernah mendengar perusahaan unicorn? Setelah delapan tahun, pada tahun 2017 Tokopedia pun masuk sebagai perusahaan unicorn kedua setelah Gojek dari Indonesia. Unicorn adalah gelar kepada sebuah perusahaan start up  yang mampu mencapai valuasi tembus USD 1 miliar atau sekitar Rp 14 triliun. 

Kesuksesan Tokopedia menembus unicorn tidak lain adanya investasi dari SoftBank Vision Fund dan Alibaba Group, yang memberikan dana sebesar USD 1,1 miliar atau setara dengan Rp 15,95 triliun. Wow, tidak tanggung-tanggung ya SocioZen.

Bersatu dengan Gojek Menjadi GoTo

Sumber: Instagram @liamtanu

Tahun 2021 ini Tokopedia semakin melebarkan sayapnya dengan mergernya bersama Gojek di bawah naungan GoTo group. Tokopedia dan Gojek mempunyai visi yang sama untuk memajukan bangsa Indonesia dengan misinya menciptakan dampak sosial yang besar dan memberi kesempatan kepada seluruh pegiat UMKM.

"Gojek x Tokopedia mempersembahkan GoTo. Hari ini menjadi hari yang sangat bersejarah di dunia teknologi. Dua perusahaan teknologi terbesar di Indonesia telah resmi bersatu dalam satu payung yang sama bernama GoTo. GoTo berasal dari singkatan Gojek dan Tokopedia, juga berasal dari kata gotong-royong, yang merupakan semangat di balik persatuan ini. Gabungan Gojek dan Tokopedia dengan kekuatan visi dan misi yang begitu kuat, akan benar-benar mampu mendorong kemajuan bangsa," tulis William dalam unggahan instagramnya di @liamtanu

What a beuatiful business. Kolaborasi ini sangat keren ya SocioZen. 

Salah satu pengaruh Tokopedia bisa sukses adalah idenya yang out of the box bersamaan dengan misinya bahwa “Tokopedia adalah perusahaan digital dengan misi mencapai pemerataan ekonomi secara digital.”  Hal ini sangat berdampak membantu perekonomian para pebisnis di Indonesia dari berbagai lini termasuk UMKM. 

Tokopedia pada kuartal I-2021 pun menjadi e-commerce dengan pengunjung situs bulanan tertinggi di Indonesia dengan total mencapai 135,1 juta pada tiga bulan pertama.

Nah begitulah kisah di balik Tokopedia, yang dulu diremehkan sekarang menjadi perusahaan unicorn. Bagaimana pendapatmu? Sangat menginspirasi dan semakin membuka mindset bahwa kesempatan berbisnis terbuka bagi siapa saja yang mau berjuang, ya.

Share:

Related articles